Jumat, 16 Desember 2011

Garuda di Dadaku

Kali ini saya akan meresensi film berjudul “Garuda di Dadaku”. Film ini merupakan film keluarga. Sebuah film yang mengispirasi bagi anak-anak Indonesia untuk bergairah meraih mimpinya.  Dari judulnya, kita bisa mengira kalau film ini bertemakan sepakbola. Grub band Netral mengisi soundtrack film ini dengan judul lagu yang sama dengan judul filmnya. Sebuah lagu yang bisa membuat kita merinding.


Film yang disutradarai Ifa Isfansyah ini dirilis pada Juni tahun 2009 lalu. Beberapa bintang papan atas Indonesia ikut membintangi film ini, diantaranya Emir Mahira (Bayu), Aldo Tansani (Heri), Marsha Aruan (zahra), Ikranagara (kakek bayu), Maudy Koesnaedi (ibunda bayu), Ary Sihasale, dan Ramzi.

Berikut sinopsinya yang saya ambil dari wikipedia:
Bayu, yang masih duduk di kelas 6 Sekolah Dasar, memiliki satu mimpi dalam hidupnya: menjadi pemain sepak bola hebat. Setiap hari dengan penuh semangat, ia menggiring bola menyusuri gang-gang di sekitar rumahnya sambil mendribble bola untuk sampai ke lapangan bulu tangkis dan berlatih sendiri di sana. Heri, sahabat Bayu penggila bola, sangat yakin akan kemampuan dan bakat Bayu.
Dialah motivator dan “pelatih” cerdas yang meyakinkan Bayu agar mau ikut seleksi untuk masuk Tim Nasional U-13 yang nantinya akan mewakili Indonesia berlaga di arena internasional. Namun Pak Usman, kakek Bayu, sangat menentang impian Bayu karena baginya menjadi pemain sepak bola identik dengan hidup miskin dan tidak punya masa depan.
Dibantu teman baru bernama Zahra yang misterius, Bayu dan Heri harus mencari-cari berbagai alasan agar Bayu dapat terus berlatih sepak bola. Tetapi hambatan demi hambatan terus menghadang mimpi Bayu, dan bahkan persahabatan tiga anak itu terancam putus.

Banyak hal yang bisa kita ambil dari film ini. berikut Tentunya hal yang terpenting adalah sebuah semangat yang bisa dicontoh anak-anak bangsa. Mimpi harus terus dikejar walau banyak rintangan yang menghadang. Selain itu film ini memberi gambaran kesewenang-wenangan orang tua terhadap anak. Seharusnya seorang anak dibebaskan untuk berkarya sesuai minat dan bakatnya.
Arti sebuah persahabatan juga diangkat dalam film ini. Di dalam film diceritakan perjuangan Heri untuk mencarikan tempat berlatih sepakbola untuk Bayu walaupun keadannya yang cacat. Dan yang pasti film ini bisa membangkitkan nasionalisme kita sebagai warga Negara Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar