302 Kilometer

Halo pembaca. Kali ini saya akan menceritakan kegiatan saya akhir pekan yang lalu. Semoga saja tidak menjadi tulisan yang tidak penting bagi anda. Dan silahkan dikomen. Hehe.

Oke. Hari sabtu lalu saya dan 5 orang teman saya berangkat ke kota Malang. Kelima teman saya yaitu Doni, Haris, ST, Asid, dan Ryco. Dengan mengendarai 3 motor, kita memulai perjalanan dari asrama ITS jam 4 sore. Selama perjalanan menuju Malang, beberapa kali kita terjebak kemacetan, yaitu saat di Jalan Ahmad Yani dan di daerah lumpur Lapindo, Porong. Selepas itu, perjalanan cukup lancar hingga sampai di kota Malang.

Sesampainya di kota Malang, kami memutuskan untuk mencari makan, dan pilihannya jatuh di “Warung Spesial Sambal” yang biasa disebut dengan “SS”. Namanya special sambal, maka SS menyajikan berbagai jenis menu sambal, dan pastinya sambal disana pedas sekali.  Kami berenam menghabiskan biaya Rp 80.000,- untuk makan disana.

Bill-nya

Di depan SS

Setalah mengisi perut, kami berencana menuju daerah Payung. Namun, saat melewati alun-alun Batu, teman saya Asid, mengajak untuk berhenti sejenak. Dia terkagum-kagum dengan alun-alun Batu. Mungkin di kota asalnya tidak ada hal yang seperti ini. Lalu kami melanjutkan perjalanan ke daerah yang lebih tinggi, yaitu Payung. Disana kami berhenti di sebuah warung untuk beristirahat serta ngopi, dan makan jagung. Arloji menunjukkan angka 01.30, kami pun menuju ke rumah teman untuk beristrahat.

Suasana kota dilihat dari Payung

Keesokan harinya, setelah sarapan, kami melanjutkan berwisata ke Air Terjun Coban Rondo. Air terjun Coban Rondo terletak pada 1.135 di atas permukaan laut. Tepatnya di Desa Pandesari, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang. Suasana segar dan dingin langsung terasa saat memasuki kawasan Coban Rondo. Air terjun dengan ketinggian 84 meter ini terlihat indah dengan mencurahkan begitu banyak air. Disana kami kedatangan satu teman lagi yaitu Theo. Dia menyusul karena memang berasal dari Malang dan kebetulan sedang pulang kampung.

coban rondo

Setelah puas menikmati air terjun, kami melanjutkan berwisata ke waduk Selorejo. Waduk Selorejo berada di kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang. Sesampainya disana, kami menuju kebun jambu dengan menggukan perahu dayung. Walaupun ada perahu motor dan harganya sama, kami memilih perahu dayung karena akan lebih terasa sensasinya. Untuk memasuki kebun jambu, cukup membayar 2000 rupiah per orang. Kita pun bebas masuk dan berkeliaran di areal kebun jambu yang luas. Kita dibebaskan untuk memetik jambu dan memakannya sepuasnya. Setelah puas menikmati waduk Selorejo, kami pun memutuskan untuk pulang. Inilah tempat wisata terakhir yang kita kunjungi dalam tour kali ini.

saat di perahu

kebun jambu

Dalam perjalanan menuju Surabaya, kami memilih jalur yang tidak seperti biasanya. Kami memilih melewati Pacet, Cangar dan Krian. Selama melewati daerah Cangar, suasana menjadi mencekam karena hari sudah gelap saat itu. Menembus gelap dan dinginnya hutan belantara di lereng gunung. Jalan yang naik turun dan berkelok-kelok. Tanpa ada rambu-rambu lalu lintas dan marka jalan. Tanpa ada tanda-tanda kehidupan manusia. Hampir tidak ada kendaraan lain yang lewat. Penerangan hanya berasal dari lampu motor kami. Penglihatan terbatas karena adanya kabut. Hal ini diperparah dengan insiden rem yang tidak berfungsi pada motor saya. Setelah melewati beberapa puluh kilometer dengan keadaan tersebut, akhirnya kami sampai di Pacet yang sudah ramai akan manusia. Dan perjalanan menuju Surabaya berjalan lancar.

Perjalanan berakhir di Asrama ITS dan saya sudah menyusuri jalanan sejauh 302 kilometer. Demikian pengalaman saya pada akhir pekan yang lalu. Terima kasih :D