Rabu, 30 November 2011

Usia 17 Tahun, Raih 4 Emas

SEA Games ke 26 sudah selesai. Dan Indonesia berhasil merebut juara umum di kandang sendiri. Sebuah prestasi yang membanggakan setelah sekian lama Indonesia gagal menjadi juara umum. Indonesia berhasil mengumpulkan 182 emas 151 perak dan 142 perunggu. Jauh meninggalkan pesaing terdekatnya, Thailand yang hanya meraih 109 emas 100 perak dan 120 perunggu.


Banyaknya medali yang diraih oleh kontingen Indonesia tidak lepas dari usaha keras para atlet yang berlaga. Salah satunya adalah perenang bernama I Gede Siman Sudartawa. Perenang yang biasa dipanggil Siman ini memang baru pertama kalinya ikut dalam pagelaran SEA Games. Namun, Siman sudah berhasil mempersembahkan 4 medali emas bagi Indonesia dalam SEA Games pertamanya. Keempat medali emas tersebut diraihnya dari nomor 50 meter, 100 meter dan 200 meter gaya punggung putra serta 4 x 100 meter gaya ganti beregu putra. Dengan meraih 4 keping emas, Siman berhak mendapat bonus sebesar 800 juta rupiah dari pemerintah dengan rincian 200 juta rupiah untuk setiap medali emas yang diraih.

Kamis, 24 November 2011

Final sepakbola SEAG 2011

Pada final AFF Cup tahun lalu, timnas Malaysia merayakan juara di Gelora Bung Karno. Dan lagi-lagi di tempat yang sama Malaysia marayakan kemenangannya Senin (21/11) lalu. Itu setelah Malaysia memastikan medali emas SEA Games cabang sepakbola. Tim harimau muda berhasil mengalahkan Indonesia melalui adu penalty di partai final. Untuk kesekian kaliya timnas Indonesia hanya meraih runner up. Baik di SEA Games maupun AFF cup.

Gunawan Dwi Cahyo merayakan gol

Mulai awal pertandingan, Indonesia langsung memberi ancaman ke gawang Malaysia. Namun usaha Andik Vermansyah, Titus Bonai dan Patrich Wanggai belum membuahkan hasil. Kiper Malaysia, Che Mat Khairul Fahmi berhasil mengantisipasinya dengan baik. Dan dari tendangan penjuru yang dieksekusi oleh Oktovianus Maniani, Indonesia melahirkan gol yang dicetak oleh Gunawan Dwi Cahyo pada menit kelima. Berawal dari kesalahan Dirga Lasut, umpan silang yang dilepaskan oleh Baddrol dapat diselesaikan dengan baik oleh Asrarudin dengan tandukannya, sehingga kedudukan berubah menjadi 1-1 pada menit ke-35.

Minggu, 20 November 2011

Jika Aku Menjadi Presiden


            Sebuah judul yang “gila”. Saya harus menulis dengan judul seperti itu karena merupakan judul yang wajib ada di blog ini. Jujur saja saya tidak berangan-angan untuk menjadi presiden. Namun apa salahnya kita berandai-andai untuk menjadi presiden. Mungkin saja saya benar-benar menjadi presiden nantinya walau peluangnya amat sangat kecil. Siapa yang tahu jalan hidup dan masa depan seseorang.
            Presiden adalah kepala pemerintahan sekaligus kepala Negara di Indonesia. Akhir-akhir ini banyak pihak yang memprotes kinerja presiden, seperti mahasiswa yang turun ke jalan untuk memprotes kebijakan yang diambil presiden. Tapi saya sadar menjadi presiden itu bukan pekerjaan yang mudah, bahkan bisa dibilang sangat sulit. Saya pastikan seorang presiden member yang terbaik bagi rakyatnya. Tidak ada tujuan untuk menyengsarakan. Namun mungkin kebijakan yang diambil belum sempurna atau melenceng dalam pelaksanaannya sehingga timbul rasa tidak puas dari masyarakat.
            Kembali ke judul, apa yang akan saya lakukan bila saya menjadi presiden. Oke, mari kita berandai-andai. Jika saya menjadi presiden, tentunya saya akan memajukan bangsa ini, mensejahterakan rakyat, menjadi bangsa yang kaya akan segala hal, dan menjadi  negara yang kuat dimata negara lain.

Sabtu, 19 November 2011

Gagal Ganyang Malaysia

Andritany Ardhiyasa berduel dengan pemain Malaysia

Indonesia kalah dari Malaysia pada pertandingan terakhir babak penyisihan grup SEA Games. Hal ini menyebabkan harapan suporter yang menyuarakan "Ganyang Malaysia" tidak terealisasi. Malaysia mengalahkan Indonesia dengan skor 1-0.
Pada menit ke-17, Malaysia berhasil mencetak gol dan mengubah kedudukan menjadi 1-0 melalui tendangan Ibrahim Syahrul Azwari yang berhasil mengoyak jala Andritany. Di sisa waktu babak pertama, Indonesia terus mengurung pertahanan Malaysia, namun rapatnya pertahanan tim juara bertahan tersebut mampu menjaga kedudukan 1-0 tetap bertahan hingga babak pertama berakhir. Pada babak kedua permainan Indonesia sudah jauh lebih baik, namun peluang-peluang emas yang didapat gagal dimanfaatkan sehingga kedudukan 1-0 untuk Malaysia tidak berubah hingga peluit panjang dibunyikan wasit.

Jumat, 18 November 2011

Alangkah Lucunya Negeri Ini

Halo pembaca. Kali ini saya akan menulis tentang sebuah film yang saya lihat saat mengikuti kuliah Ketrampilan Interpersonal (KI). Saat itu, waktu kuliah hanya digunakan untuk melihat film tanpa ada materi. Memang mata kuliah KI adalah mata kuliah yang menyenangkan. Film yang disajikan saat itu berjudul “Alangkah Lucunya Negeri Ini”.

Dari judulnya, mungkin anda mengira ini adalah film komedi. Memang di beberapa bagian film ini kita bisa tersenyum dan tertawa. Namun sesungguhnya film yang disutradarai oleh Deddy Mizwar ini memiliki banyak sekali pesan moral. Film ini mencoba mengangkat potret nyata yang ada dalam kehidupan bangsa Indonesia. Film ini diperankan oleh bintang-bintang ternama di Indonesia, diantaranya Reza Rahardian, Slamet Rahardjo, Tio Pakusadewo, dan Rina Hasyim.  Sang sutradara pun ikut serta memerankan salah satu karakter di dalam filmnya.

Minggu, 06 November 2011

Liga Pecah, Persebaya Pecah

Persebaya Surabaya lahir pada tahun 1927. Dengan sederet prestasinya, Persebaya dikenal sebagai tim besar  di Indonesia. Dari tahun 1927 sampai 2010 hanya ada satu Persebaya walaupun beberapa kali berganti nama. Namu pada musim lalu Persebaya pecah menjadi dua. Perpecahan ini terjadi saat Persebaya memutuskan pindah ke LPI, namun ada pihak lain yang mengaku sebagai Persebaya dan berlaga di Divisi Utama. Alhasil, ada dua Persebaya, yaitu Persebaya 1928 dan Persebaya DU. Persebaya 1927 dibawah Saleh Mukadar bermain di LPI, sementara Persebaya DU dibawah Wisnu Wardhana bermain di Divisi Utama.
Banyak orang bingung yang mana Persebaya yang sesungguhnya. Semua mengaku menjadi Persebaya yang sah. Namun menurut pendapat pribadi saya, Persebaya DU-lah yang abal-abal. Ini bisa dilihat dari beberapa hal. Persebaya DU sebagian besar pemainnya adalah mantan pemain persikubar yang bubar, begitu pula pelatihnya. Sementara di Persebaya 1927, bertengger nama-nama tenar seperti Andik Vermansyah, Mat Halil, Taufiq, John Tarkpor yang selalu dielu-elukan para bonek. Dari sisi suporter,

Sabtu, 05 November 2011

Indonesia Terpecah (Lagi)


Terpilihnya ketua umum PSSI yang baru dalam kongres luar biasa membawa harapan bagi sepakbola Indonesia. Hal tersebut juga menandai lepasnya sepakbola Indonesia dari rezim lama yang dianggap gagal dalam memajukan sepakbola Indonesia, seperti kompetisi yang tidak bersih, sampai timnas yang miskin prestasi. Namun kisruh sepakbola Indonesia masih berlanjut.
PSSI baru dibawah ketua umum Djohar Arifin memperkenalkan liga tertinggi di negeri ini, yaitu Indonesia Primer League (IPL) yang dikelola PT Liga Prima Indonesia Sportindo. Liga ini berisi 24 klub terdiri dari 18 klub ISL dan 6 klub undangan. PSSI mencabut PT Liga Indonesia sebagai pengelola liga dan menggantinya dengan PT Liga Prima Indonesia Sportindo